Share

Melihat Keindahan Kota Manado Dari Puncak

Keindahan kota Manado apabila disaksikan dari area perbukitan sangat memanjakan mata. Bagaimana tidak, keindahan kota ini dipercantik oleh birunya laut yang berbatasan dengan kota Manado. Selain itu, kelihatan pulau Manado Tua, Bunaken, Siladen, dan lainnya yang juga turut menghiasi keindahaan kota ini apabila dipandang dari tempat yang cukup tinggi. Memang kota Manado letaknya berbatasan dengan laut. Oleh karenanya, kota ini dijuluki kota nyiur melambai.

Manado sebagai kota nyiur melambai sudah cukup dikenal keindahan alam bawah lautnya. Banyak turis datang ke kota Manado hanya untuk menyaksikan keindahan endemik-endemik dan ekosistem bawah laut Bunaken. Memang Taman Nasional Bunaken sudah menjadi kebanggaan provinsi Sulawesi Utara ini sejak dulu kala. Namun disisi lain, siapa sangka keindahan kota Manado dan alam sekitarnya dari puncak perbukitan kini sedang naik daun dan diincar oleh para wisatawan.

Masa sekarang ini banyak turis baik lokal maupun mancanegara yang berdatangan untuk menikmati suasana kota Manado sambil memandang keindahaannya dari puncak perbukitan. Nampaknya kebutuhan akan tempat pariwisata di kota Manado ini sedang dikembangkan beberapa tahun terakhir ini, terutama daerah pariwisata yang berada di dataran tinggi. Memang keindahan alam yang dinikmati dari daerah yang datarannya lebih tinggi dari dataran di sekitarnya memiliki keistimewaannya.

Kota Manado sendiri merupakan kota yang berbatasan langsung dengan laut dari sebelah utara kota, namun di sisi yang lain, kota ini juga memiliki dataran tinggi yang seakan-akan mengelilinginya. Dari dataran tinggi ini, keindahan kota yang berbatasan dengan laut ini menampilkan suatu pemandangan yang luar biasa dan memanjakan mata. Berikut beberapa tempat atau spot terbaik untuk menikmati keindahan kota Manado dari dataran tinggi:

De Corlano, Malalayang
De Corlano terletak di desa Malalayang Satu, Kota Manado. Untuk sampai ke tempat ini, kita masuk dari arah jalan Kayubulan, Malalayang. Tempat ini menyediakan pemandangan kota Manado dari area perbukitan di sekitar gunung Bantik. Pemandangan di tempat ini sangat indah dan suasananya juga masih asri.

Sekilas tentang nama De Corlano mungkin terlihat seperti bahasa asing dari benua Eropa, namun sebenarnya nama ini diambil dari bahasa Bantik\ yakni Kolrano yang berarti orang besar atau Raja. Di De Corlano juga terdapat café yang menyediakan makanan dan camilan tradisional, seperti pisang goroho, ubi, batata, milu, tinutuan dan paket ikan bakar dengan harga bervariasi mulai dari 25.000 sampai 50.000

Area de Corlano ini juga sering disewakan untuk dijadikan tempat-tempat acara seperti ulang tahun, pernikahan, pertunjukan musik, dan lain sebagainnya. Mengapa tidak, untuk acara-acara yang diselenggarakan dengan konsep outdoor, tempat ini terbilang cukup menarik karena pemandangannya dan lokasinya yang tidak terlalu jauh dari pusat kota manado. Belum lagi ditambah dengan udara yang cukup segar di tempat ini.

Sky Line Manado atau Puncak Tatempangan, Koha
Tempat ini berada di area perbukitan, tepatnya di desa Koha. Untuk sampai ke tempat ini, kita masuk dari arah jalan raya Manado – Tanawangko. Jalur untuk menuju ke puncak cukup mudah. Kita hanya perlu berjalan lurus melewati pusat pemukiman masyarakat di desa Koha hingga sampai pada pertigaan di ujung desa, lalu ambil jalur kanan. Dari jalur kanan ini, kita akan melewati area perkebunan masyarakat dengan jalur yang menanjak hingga menemukan pertigaan. Dari pertigaan ini kita mengambil jalur kanan dan cukup mengikuti jalur tersebut hingga sampai di puncak bukit Tatempangan.

Dari puncak Tatempangan, kita dapat menyaksikan keindahan dua tempat dari atas yakni pemandangan kota Manado dan pemandangan desa Tanawangko. Selain itu, keindahan gunung Lokon yang bersebelahan dengan gunung Empung turut memanjakan mata dari tempat ini. Di sisi lain, karena tempat ini berada di ketinggian, udara di tempat ini sangat sejuk.

Satu hal yang paling menarik di tempat ini adalah adanya kegiatan paralayang. Karena puncaknya yang cukup tinggi dan puncak ini berbentuk dataran yang memiliki jurang yang curam, maka tempat ini menjadi salah satu spot bagi para atlet paralayang Sulawesi Utara untuk berlatih. Selain itu, tempat ini juga menyediakan jasa paralayang bagi para pengunjung yang ingin mengadu adrenalin dari ketinggian. Untuk menggunakan jasa ini, kita akan ditemani oleh para profesional yang berpengalaman sehingga tidak perlu kuatir. Untuk menyewa jasa paralayang di tempat ini, kita perlu mengeluarkan rupiah sebanyak 750.000 per orang.

Taman Hutan Raya Gunung Tumpa H.V Worang
Gunung Tumpa ini berada di kelurahan Meras. Gunung Tumpa sendiri sebenarnya merupakan suatu bukit yang cukup tinggi. Untuk sampai ke tempat ini, kita dapat melewati dua jalur yakni dari arah desa Molas atau dari arah Desa Pandu. Untuk sampai ke puncak gunung Tumpa, terdapat dua jalan dimana jalur ini melewati pemukiman masyarakat di kaki bukit. Jalur ini sebenarnya melingkari sebagian badan bukit sehingga apabila dilalui akan kembali pada titik yang sama di kaki bukit.

Pemandangan diatas puncak gunung Tumpa ini menyediakan keindahan kota Manado dari sebelah timur kota Manado. Keindahan kota Manado dari ketinggian yang ditemani birunya laut dan pulau-pulau di sebelah kota Manado bisa didapatkan seperti pulau Manado Tua, Bunaken, Siladen, dan lainnya. Dari puncak ini juga terlihat puncak gunung Lokon yang seakan-akan bersembunyi dibalik gunung Empung. Selain itu, tempat ini merupakan salah satu dari spot foto terbaik untuk menikmati dunia fotografi saat matahari terbit (Sunrise) dan matahari tenggelam (Sunset).

Area gunung Tumpa ini cukup luas dan masih asri. Untuk mendapatkan spot terbaik di gunun Tumpa, sebaiknya kita masuk ke area Taman Hutan Raya H.V. Worang. Tempat ini memiliki spot foto terbaik di beberapa sudutnya. Selain untuk rekreasi alam, tempat ini juga sangat cocok untuk dijadikan tempat jogging karena tersedia beberapa jogging track dan tempat untuk duduk santai menikmati udara segar . Biaya masuk ke tempat ini yakni Rp. 5000 per orang (Lokal), Rp. 30,000 untuk turis asing. Selain itu, untuk masuk menggunakan kendaraan akan dikenakan biaya sebesar Rp. 5000 untuk roda 2, Rp. 10,000 untuk roda 4, dan Rp. 15,000 untuk kendaraan diatas roda 4.

Untuk bisa masuk ke tempat ini, kita juga harus memperhatikan beberapa peraturan yang telah dibuat Pemprov Sulut, seperti: Pengunjung yang bertujuan untuk melihat-lihat dan mengambil foto pribadi diperkenankan sampai pukul 18.00 Wita, setelah jam tersebut pengunjung tidak diperkenankan lagi masuk kawasan Tahura ini. Pengunjung dilarang membawa minuman keras, obat-obatan terlarang, ehabon dan senjata tajam pada kawasan ini. Bagi siswa/siswi tidak diperkenankan masuk kawasan pada jam sekolah, pengunjung dilarang naik di atas pagar, menara pengawas, dan lain sebagainya yang membahayakan, pengunjung dilarang mencoret-coret pada tembok, pohon, batu dan sebagainya.

The View Restaurant and Coffe House
The View Restaurant ini berada di dekat jalan raya Manado-Tomohon, tepatnya di daerah Tinoor. Letaknya berada kurang lebih 16 Km dari pusat kota Manado dan dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor dengan jarak tempuh kurang lebih 33 menit dari pusat kota Manado.

Dari tempat ini, kita dapat menikmati makanan dan minuman, mulai dari makanan berat maupun makanan ringan semua tersedia disini dengan harga yang terjangkau. Karena tempatnya yang berada di daerah Tinoor dan letak lokasi yang berhadapan dengan arah utara, pengunjung dimanjakan dengan pemandangan indah kota Manado yang dapat dilihat dari ketinggian. Selain pemandangan kota Manado, suasana di tempat ini juga cukup asri dan udara di sekitar cukup sejuk.

Puncak Makatete
Puncak Makatete ini berada di area gunung Bantik Malalayang, kota Manado yang berbatasan dengan daerah desa Warembungan, Minahasa. Untuk sampai ke tempat ini, kita dapat melaui dua jurusan, yakni melalui arah Pineleng lalu terus ke desa Warembungan, atau masuk dari arah desa Sea dan terus ke desa Warembungan. Jalur masuk ke puncak Makatete ini melalui jalur di sekitar pemukiman masyarakat desa Warembungan lalu masuk ke daerah perbukitan dengan jalan yang sedikit berbatu.

Jalan masuk ke puncak Makatete ini memang sedikit berbatu, namun tidak sulit untuk dilalui oleh kendaraan roda 2 dan roda 4. Memang lokasinya sedikit jauh dari keramaian namun jalan di sekitar area puncak sudah dipasangi lampu jalan (Kecuali jalan di dekat perkampungan penduduk). Saat hari masih terang, pengunjung sudah dapat menikmati pemandangan indah kota Manado karena datarannya yang tinggi dan tidak terhalang oleh tumbuhan disekitar.

Dari puncak Makatete, pengunjung dimanjakan dengan pemandangan kota Manado yang berbatasan dengan laut biru dan ditemani pulau Manado Tua, Bunaken, dan lainnya. Selain itu, keindahan gunung Klabat juga dapat dinikmati dari tempat ini. Selain keindahan alam yang dapat dinikmati dari tempat ini, di puncak Makatete ini sendiri terdapat Salib Raksasa yang menjadi salah satu icon kota Manado.

Puncak Makatete ini juga menyediakan wahana-wahana bermain yang cukup menarik dan menantang antara lain, Ayunan dipinggir bukit, flying fox, bersepeda di atas tali. Selain itu, di tempat ini juga tersedia restoran dengan menu makanan dan minuman yang harganya terjangkau. Tempat ini merupakan spot foto yang cukup baik. Dari tempat ini, kita dapat menikmati pemandangan matahari terbit (Sunrise) dan matahari terbenam (Sunset) yang luar biasa. Untuk masuk ke dalam area puncak Makatete, pengunjung dikenakan biaya Rp. 10.000 per orang.
Tidak jauh dari tempat ini, terdapat situs budaya Watu Tumani Wanua yang berada di puncak Kimuwu. Menurut cerita masyarakat, situs ini merupakan penanda bagi desa Warembungan.

Puncak Tetetana, Kumelembuai
Puncak Tetetana ini berada di luar kota Manado, yakni desa Kumelembuai, kota Tomohon. Untuk sampai ke tempat ini, kita harus melewati pemukiman masyarakat di desa Rurukan lalu mengikuti arah ke desa Kumelembuai. Puncak Tetetana ini berada di desa Kumelembuai, namun sedikit jauh dari pusat pemukiman masyarakat. Untuk sampai ke puncak Tetetana, pengunjung akan melewati pemandangan yang cukup menyegarkan mata, yakni perkebunan masyarakat di lereng-lereng perbukitan area setempat. Di era pemerintahan Belanda dahulu, desa Kumelembuai sendiri disebut-sebut sebagai desa yang tertinggi di tanah Minahasa. Karena berada di dataran tinggi dan suasananya masih asri, udara di desa ini sangat sejuk.

Puncak Tetetana di desa Kumelembuai ini menyediakan pemandangan yang sangat memanjakan mata. Pengunjung dapat menikmati pemandangan kota Manado yang ditemani oleh birunya laut dan indahnya pulau-pulau terdekat seperti Manado Tua, Bunaken, dan lainnya. Selain itu, pemandangan di Puncak Tetetana ini bukan hanya terfokus di kota Manado dan sekitarnya loh. Dari tempat ini pengunjung juga dapat menikmati keindahan desa Airmadidi beserta gunung Klabatnya dan kota Bitung dengan laut birunya. Tidak hanya itu saja, sebagian pemandangan di desa Touliang Oki, Tondano juga terlihat loh.

Di Puncak Tetetana ini, selain pemandangan alam sekitarnya yang luar biasa, mata pengunjung juga dimanjakan dengan kebun bunga yang ada diatas puncak ini. Selain itu, tempat ini tersedia restoran yang bernuansa alam (Dekorasinya menggunakan bambu, ijuk, dan bahan-bahan alam lainnya) sehingga pengunjung tidak perlu kuatir dengan rasa lapar akibat udaranya yang sejuk dengan harga yang cukup bersahabat. Untuk masuk ke area Puncak Tetetana ini, pengunjung perlu untuk mengeluarkan biaya sebanyak Rp 5000 per orang.

Puncak Gunung Klabat, Airmadidi
Puncak gunung Klabat ini berada di luar kota Manado, yakni di Minahasa Utara. Untuk mencapai puncak gunung Klabat, terdapat beberapa jalur untuk sampai di atas, misalnya dari arah Desa Airmadidi atau dari arah desa Likupang. Gunung Klabat sendiri merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara, sehingga pemandangan dari puncak gunung ini merupakan salah satu spot yang terbaik. Dari puncak gunung, kita dapat menikmati keindahan kota Manado yang juga dihiasi dengan birunya laut, pulau-pulau terdekat, serta perbukitan dan gunung-gunung lain di Minahasa, misalnya gunung Lokon.

Puncak gunung Klabat memang merupakan salah satu spot terbaik untuk menikmati keindahan kota Manado dari ketinggian, namun karena datarannya yang cukup tinggi terkadang spot diatas puncak tertutup dengan kabut. Nampaknya, pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam dari puncak gunung Klabat benar-benar harus menguasai perhitungan cuaca. Pada saat musim penghujan, udara diatas puncak bisa sangat dingin dan berkabut. Selain itu, kesiapan fisik untuk sampai diatas juga diperlukan karena jalur untuk sampai ke puncaknya yang tidak dekat dan medannya cukup ekstrim di beberapa titik. Gunung Klabat ini merupakan gunung yang tidak aktif, namun pengunjung bukan berarti tidak perlu waspada terhadap alam.