Share

Syech Mas .M. Arsyad Thawil Albantani,,,, Pejuang Geger Cilegon 1888

<b>Syech Mas .M. Arsyad Thawil Albantani,,,, Pejuang Geger Cilegon 1888</b>

Bangunan makam Syech Mas .M. Arsyad Thawil Albantani

Berkunjung ke makam Gusti Kanjeng Ratu Sekar Kedathon di kota Manado, kita juga akan melihat satu bangunan berbentuk seperti 1 ruangan yang bercat putih hijau dengan sebuah papan yang tergantung bertulisakan, disini dimakamkan (Ulama – pejuang perang Cilegon Banten 1888) SYECH MAS .M. ARSYAD THAWIL ALBANTANI wafat 19 Maret 1934. Diamana didalam bangunan tersebut terdapat 2 makam, yaitu makam Syech Mas .M. Arsyad Thawil Albantani beserta sang istri tercinta, Tarhimah Magdalena Runtu.

Syech Mas .M. Arsyad Thawil Albantani merupakan salah seorang ulama sekaligus tokoh utama yang ikut berperan penting pada peristiwa perlawanan bersenjata rakyat Banten yang terjadi pada tanggal 9 sampai 30 Juli 1888. Peristiwa yang lebih dikenal dengan sebutan Geger Cilegon ini merupakan salah satu wujud perlawanan warga Banten terhadap kekuasaan Belanda yang zalim yang di motori oleh para ulama Banten. Para alim ulama dan petani sepakat untuk melakukan perang terhadap Belanda. Perang ini mengakibatkan penangkapan para ulama-ulama Banten oleh Belanda dan kemudian mereka diasingkan di beberapa tempat berbeda. Termasuk didalamnya Syech Mas .M. Arsyad Thawil Albantani yang diasingkan ke Manado.

<b>Syech Mas .M. Arsyad Thawil Albantani,,,, Pejuang Geger Cilegon 1888</b>

Makam Syech Mas .M. Arsyad Thawil Albantani dan istri, Tarhimah Magdalena Runtu

Dalam pengasingannya di Manado Syech Mas .M. Arsyad Thawil Albantani, aktif mengajar masyarakat setempat dibidang ilmu pengetahuan Islam. Bahkan tidak sedikit juga ulama dari daerah lain belajar kepadanya, oleh karena itu ia dikenal juga sebagai salah satu penyebar agama Islam di wilayah yang mayoritas penduduknya beragama non muslim. Ia juga menikah dengan warga setempat yang bernama, Tarhimah Magdalena Runtu.
Beliau wafat pada tanggal 19 Maret 1935 di Manado pada usia 84 tahun. Kemudian namanya diabadikan menjadi nama sebuah masjid di daerah Komo Luar, Wenang, Manado dengan nama Masjid Kiai Haji Arsyad Thawil.