Share

Majapahit dan Nusantara

Berbicara tentang kerajaan Majapahit, siapa sih yang tidak kenal dengan kerajaan yang satu ini? Rata-rata penduduk Indonesia dari Sabang sampai Merauke sebagian besar pasti tahu atau minimal pernah mendengar kerajaan yang satu ini. Memang dalam pelajaran sejarah dari tingkat sekolah dasar, sudah dikenalkan kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia, termasuk kerajaan Majapahit ini sehingga kebanyakan orang tidak akan asing dengan kerajaan yang satu ini. Kerajaan Majapahit ini eksis pada tahun 1293 hingga tahun 1500 dan memiliki pusat kedudukan di daerah pulau Jawa.

Kerajaan Majapahit terkenal dengan banyak tokoh yakni raja Majapahit, namun ada salah satu tokoh yang menjadi legenda dan memiiki nama besar di hampir seluruh wilayah Indonesia, yakni Patih Gajah Mada. Beliau merupakan seorang panglima perang kerajaan Majapahit yang bersumpah bahwa beliau akan menyatukan daerah-daerah atau pulau-pulau di bawah kekuasaan Majapahit. Sumpah ini dikenal sebagai sumpah palapa.

Dalam sumpah Palapa sendiri, dibahas tentang kata ‘Nuswantara’, yang sebenarnya kata ini menunjukkan daerah-daerah di luar Jawa (Pusat kekuatan Majapahit). Secara etimologi, kata ‘Nuswantara’ sendiri terdiri dari dua kata dalam bahasa Sansekerta, yakni ‘Nuswa’ yang berarti tempat yang dihuni atau tempat tinggal dan kata ‘Antara’ yang maknanya tetap seperti bahasa Indonesia sekarang ini, yakni ‘Antara’. Secara umum, Nuswantara dapat diartikan daerah-daerah yang berada di luar pulau Jawa atau wilayah kekuasaan Mapajapahit pada waktu itu – yang belum menguasai daerah luar. Kelihatannya, Nuswantara pada saat ini lebih dikenal dengan sebutan Nusantara. Perubahan penyebutan ini kemungkinan dipengaruhi oleh dialek bahasa yang bukan Sansekerta.

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwasannya Nusantara digunakan untuk menyebut pulau-pulau di luar Majapahit (Jawa). Perkataan tentang Nusantara atau Nuswantara ini muncul dari dari Sumpah Palapa Patih Gajah Mada atau Sang Rkyan Mahapatih I Hino Gajah Mada yang diucapkan dalam upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Kerajaan Majapahit (tahun 1258 Saka/1336 M) yang tertulis di dalam Kitab Pararaton (Raja-raja), yang berbunyi:
Sira Gajah Mada Patih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada, “Lamun huwus kalah nuswantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”.
Terjemahan: Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, “Jika telah mengalahkan nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seran, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa”.

Menurut beberapa budayawan dan sejahrawan, daerah-daerah yang disebutkan dalam sumpah palapa ini pada masa sekarang sebagai berikut:
Gurun = Nusa Penida
Seran = Seram
Tañjung Pura = Kerajaan Tanjungpura (Ketapang), Kalimantan Barat
Haru = Sumatra Utara (Kemungkinan merujuk kepada Karo)
Pahang = Pahang di Semenanjung Melayu
Dompo = Dompu, sebuah daerah/kabupaten di pulau Sumbawa
Bali = Bali
Sunda = Kerajaan Sunda
Palembang = Palembang atau Kerajaan Sriwijaya
Tumasik = Singapura

Dalam sejarahnya, kerajaan Majapahit ternyata berhasil menguasai hampir seluruh daerah di Indonesia dan sekitarnya (Walaupun tidak semua daerah di Indonesia ini dikuasai oleh kerajaan Majapahit). Dapat dikatakan penamaan Nusantara ini adalah berdasarkan sudut pandang Majapahit (Jawa), dengan mengingat pada waktu itu belum ada sebutan yang pasti untuk menyebut seluruh kepulauan yang sekarang bernama Indonesia dan juga Malaysia. Diketahui, kerajaan Majapahit mencapai kejayaannya pada masa kepeminpinan Raja Hayam Wuruk yang berkuasa sekitar tahun 1350 sampai 1389.

Kerajaan Majapahit ini juga kelihatannya semakin memiliki nama besar setelah berhasil mengatasi serangan dari bangsa Mongol. Kerajaan yang didirikan oleh bangsa Mongol ini sudah sangat terkenal akan kebesarannya dan memang sejarah pergerakan bangsa Mongol yang diawali oleh Temujin yang bergelar Genghis Khan ini sangat luar biasa dan Mongol dalam catatan sejarah menjadi kerajaan penakluk terbesar di Asia. Dinasti Yuan yang dipimpin oleh Kubilai Khan (Cucu dari Genghis Khan) diketahui pernah menyerang kerajaan Majapahit karena Majapahit menolak untuk tunduk dibawah kekaisaran Kubilai Khan. Karena hal ini, pasukan Kubilai Khan pernah menyerang wilayah Majapahit. Peperangan ini diakhiri dengan kemenangan dari kerajaan Majapahit, sehingga kekuatan Majapahit terkenal di Asia Tenggara.

Kerajaan Majapahit memang memiliki nama yang besar, namun sayangnya kerajaan ini tidak berumur panjang. Diketahui, kekuatan Majapahit semakin melemah setelah meninggalnya Raja Hayam Wuruk. Karena berbagai situasi, kerajaan ini mulai terpecah dan akhirnya tidak dapat bertahan atau runtuh dia awal abad ke 16. Menurut Kakawin Negarakertagama karangan Mpu Prapanca, wilayah kekuasaan Majapahit meliputi Jawa, Sumbawa, Lombok, Timor, Semenanjung Malaya, Tumasik, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Hal-hal yang tercatat dalam kitab Negarakertagama ini kebenarannya pada saat ini masih dipertentangkan. Diketahui terdapat beberapa daerah yang menurut budayawan dan sejahrawan setempat mengatakan bahwa Majapahit tidak pernah menguasai daerah mereka, bahkan menjejakkan kaki diatas tanah mereka pun tidak.