Share

Kecelakaan Pesawat Lion Air Rute Jakarta-Pangkal Pinang

Kecelakaan pesawat Lion Air yang terbang dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Uadara Depati Amir di Pangkal Pinang dengan nomor penerbangan JT 610 terjadi di sekitar perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Pesawat ini lepas landas dari bandara Soekarno Hatta pukul 06.20 WIB dan seharusnya tiba di bandara Depati Amir pada pukul 07.20 WIB. Pesawat Lion air ini mengalami Lost Contact sejak pukul 06.33 WIB. Pukul 06.50 WIB, pihak JATC melalui Hairul melaporkan bahwa pesawat Lion Air JT 610 telah hilang kontak. Pihar Lion Air pun langsung merespon dengan melakukan pengecekan dan akan memberikan informasi lebih lanjut.

Saat ini tim Basarnas masih berupaya mengevakuasi korban dan puing-puing pesawat. Diketahui telah ditemukan beberapa barang seperti Life Jacket pesawat maupun barang-barang pribadi seperti handphone, tas, celana, dan lain sebagainya. Personil Basarnas yang dikerahkan berjumlah 130, baik dari Jakarta, Cirebon, Bandung, dan Lampung. Pukul 07.05 WIB kapal TUG boat AS Jaya 11 melihat pesawat Lion Air Jatuh dimana posisi TUG boat berada pada koordinat 05O 49.727 S – 107O 07.460 E arah Timur Laut dan melaporkan ke Kantor SAR Jakarta.

Pihak Bandara Depati Amir Pangkal Pinang dan Lion Air telah membuka posko layanan informasi bagi keluarga korban. Suasana di bandara saat ini, beberapa anggota keluarga ataupun rekan kerja telah tiba di bandara untuk mengetahui kondisi terkini mengenai kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang ini. Selain itu, posko layanan informasi di Jakarta dibuka di terminal 1B bandara Soekarno Hatta. Diketahui, informasi terkini bahwa benar dalam penerbangan ini terdapat beberapa pegawai Kementerian Keuangan dan pejabat lainnya. Diketahui jumlah penumpang di dalam pesawat adalah 178 orang dewasa, 1 anak, 2 bayi, termasuk 2 pilot dan 6 awak kabin.

Pesawat jenis Boeing yang dimiliki Lion Air ini baru bergabung dengan maskapai pada tanggal 18 Agustus 2018 dimana jam terbangnya baru 800 jam berdasarkan keterangan ketua KNKT Soerjanto Tjahjono. Berdasarkan keterangan ini, pesawat JT 610 ini termasuk pesawat baru. Kedalaman perairan di sekitar wilayah kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 terbilang dangkal yakni sekitar 30-40 meter, yang mana hal ini justru akan menyulitkan pencarian Black Box karena akan terganggu oleh banyaknya Noise terutama jika ada pesawat yang melintas.

Pesawat ini sebenarnya lepas landas dengan normal, namun beberapa menit kemudian pilot sempat menghubungi bandara untuk meminta kembali ke Soekarno Hatta karena mengalami gangguan teknis. Diketahui juga oleh pesawat Lion Air JT 610 ini sempat mengontak bandara Halim Perdana Kusuma sebelum akhirnya kehilangan kontak.

Pesawat Lion Air JT 610 yang dimiliki oleh PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) ini adalah pesawat Boeing 737 MAX 8. Pesawat ini termasuk pesawat baru dan tergolong pesawat penumpang yang canggih dengan menggunakan teknologi generasi keempat. Pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 ini menurut Tim Riset CNBC Indonesia masih sangat muda dalam memasuki dunia penerbangan global. Pesawat jenis ini diproduksi oleh Boeing Commercial Airplanes di Amerika Serikat pada tahun 2016 sehingga usianya baru 2 tahun sejak diproduksi. Lion Air sendiri melalui anak perusahaannya, Malindo Air (dengan rute penerbangan di kawasan Asia Tenggara) pada tanggal 16 Mei 2017 menjadi maskapai pertama di dunia yang menerima pesawat ini setelah melalui berbagai uji coba dan kemudian di sertifikasi oleh regulator Amerika Serikat pada tanggal 3 Maret 2017. Menurut CNBC Indonesia, memang ketika uji coba pesawat ini, pihak Boeing mengumumkan adanya kendala cacat mesin dimana ada problem pada cakram turbin bertekenan rendah yang gagal beroperasi, namun kemudian pihak Boeing mengklaim bahwa mereka telah mengatasi masalah tersebut.