Share

Festival Budaya Bantik Dan Peringatan Gugurnya Pahlawan Nasional R. Wolter Mongisidi

<b>Festival Budaya Bantik Dan Peringatan Gugurnya Pahlawan Nasional R. Wolter Mongisidi</b>

Bagi masyarakat Bantik, peringatan gugurnya seorang pejuang yang bernama Robert Wolter Mongisidi dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia melawan Belanda sangatlah penting. Wolter yang akrab disapa Bote adalah seorang ksatria dari negeri Malalayang di Manado yang mempertahankan nilai-nilai budaya dalam masyarakat Bantik. Keberaniannya dalam membela negara dari tangan penindas adalah warisan budaya suku Bantik yang terkenal pemberani dan berpantang pulang sebelum menang ketika berperang.

5 September 1949 di Makasar, Bote dieksekusi mati oleh pemerintah Belanda. Saat itu pun Bote memperlihatkan ketegasan dan keberaniannya dengan tidak mau menerima kain yang akan menutupi matanya ketika dihukum mati (Umumnya hukuman mati dengan ditembak diberi penutup mata). Bahkan dengan suara lantang beliau seakan menantang Belanda dengan berkata, “Dengan hati dan mata terbuka, aku ingin melihat peluru penjajah menembus dadaku.” Lanjut beliau berteriak, “ Merdeka! Merdeka! Merdeka!” Saat itu pula depalan peluru tinggal di dalam tubuhnya. Inilah Robert Wolter Mongisidi, salah satu putra terbaik dari Sulawesi Utara yang berjuang mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia bersama para pahlawan lainnya. Kepadanya diberi gelar Mogandi (Panglima Perang) oleh masyarakat Bantik. Karena perjuangan terakhirnya di daerah Sulawesi Selatan, beliau pun dikuburkan di Makasar.

Sambil memperingati gugurnya pahlawan nasional Robert Wolter Mongisidi, dilaksanakan pula festival budaya Bantik yang telah menjadi event tahunan masyarakat Bantik dari berbagai penjuru. Festival ini digelar di lapangan Bantik Malalayang, tepatnya acara dimulai sekitar pukul 3 sore hari. Setelah dimulai dengan doa, terdengar alunan lagu Indonesia Raya bergema di sekitar lapangan Bantik.

Acara festival budaya dan peringatan gugurnya pahlawan nasional Rober Wolter Mongisidi ini dihadiri oleh beberapa undangan seperti walikota Manado bapak DR. Vicky Lumentut, perwakilan dari gubernur yang dihadiri oleh Kadis Pariwisata, dan perwakilan dari Bantik Jabodetabek (Bantik Masuinsau Su Sasengkoang) beserta rombongan, dan beberapa tamu penting lainnya. Dalam acara ini diselenggarakan pula pengukuhan ketua dan anggota Lembaga Pemangku Adat Bantik Minanga Malalayang periode yang baru yang langsung dikukuhkan oleh walikota Manado. Terlihat acara pengukuhan ini begitu hikmat dan disaksikan oleh beberapa tua-tua adat kampung Bantik.

Dalam salah satu sambutan yang disampaikan oleh sesepuh Bantik yaitu bapak Drs. Freddy Mamitoho yang juga merupakan anggota dewan kehormatan suku Bantik, disebutkan bahwa kita dapat mengambil hikmat dari perjuangan Wolter Mongisidi bahwasannya beliau adalah pemuda yang berprestasi. Prestasi tidak melulu hanya gelar di bidang akademik atau pendidikan formal. Di zaman sekarang sekarang ini banyak hal yang dapat dilakukan sebagai generasi muda. Robert Wolter Mongisidi memang bersekolah, namun prestasi terbesarnya ada di luar pendidikan non formal yaitu perjuangannya dalam merebut kemerdekaan. Semangat seperti inilah yang harusnya dimiliki oleh gerenasi muda masa kini.

<b>Festival Budaya Bantik Dan Peringatan Gugurnya Pahlawan Nasional R. Wolter Mongisidi</b>

Tarian Mahamba dari Bantik Tanamon

Acara festival budaya tahun ini umumnya sama seperti tahun-tahun sebelumnya yaitu diisi oleh penampilan tarian Mahamba, teatrikal perjuangan Robert Wolter Mongisidi yang dilanjutkan dengan pembacaan puisi buah karya Wolter oleh adik kandungnya yaitu Letkol purn. Robby Mongisidi, dan tarian perang suku Bantik yakni Upasa. Yang sedikit berbeda adalah penampilan untuk tarian Mahamba ini hanya ditampilkan oleh satu perwakilan kampung Bantik yakni desa Tanamon, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang ditampilkan oleh beberapa perwakilan kampung Bantik. Walau demikian, masyarakat yang menyaksikan menyambut dengan gembira penampilan tarian Mahamba ini. Selain itu, ada pula penampilan dari band lokal Jendela Project yang membawakan lagu-lagu daerah dan juga beberapa lagu suku Bantik yang di-arrangement pop.

<b>Festival Budaya Bantik Dan Peringatan Gugurnya Pahlawan Nasional R. Wolter Mongisidi</b>

Teatrikal perjuangan Robert Wolter Mongisidi

<b>Festival Budaya Bantik Dan Peringatan Gugurnya Pahlawan Nasional R. Wolter Mongisidi</b>

Teatrikal perjuangan Robert Wolter Mongisidi

Sore hari menjelang malam acara masih terus berlangsung. Antusias masyarakat untuk menyaksikan pergelaran seni tarian perang Bantik semakin menggebu-gebu. Tarian Upasa yang ditunggu-tunggu pun dimulai. Tarian ini adalah tarian perang suku Bantik yang juga menampilkan atraksi kekebalan tubuh terhadap barang tajam. Sama seperti festival budaya tahun lalu, atraksi ini digelar masal dari 11 kampung Bantik (Sebelumnya ditampilkan per kampung), namun terdapat satu atraksi yang agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yaitu atraksi kekebalan tubuh menggunakan duri pohon salak.

<b>Festival Budaya Bantik Dan Peringatan Gugurnya Pahlawan Nasional R. Wolter Mongisidi</b>

Ketika atraksi ini dilakukan, antusias penonton untuk melihat semakin besar sehingga banyak penonton yang semakin mendekat ke tengah lapangan. Sayangnya memang tidak ada pembatas antara arena pertunjukan dan penonton sehingga ketika pertunjukkan ini dimulai, penonton berbondong-bondong memenuhi arena pertunjukkan. Tidak sedikit juga yang berdiri diatas kursi karena jarak pandang pertunjukan sudah tidak terlihat lagi. Panitia memang sudah berusaha menghimbau masyarakat yang menonton supaya tidak merapat ke arena pertunjukkan, namun animo masyarakat untuk menyaksikan lebih besar. Lepas dari semua ini, acara festival budaya Bantik tahun ini berjalan dengan baik dan sukses. Acara ini masih terus berlanjut dengan pertunjukan musik yang diselingi dengan pembagian door prize dari sponsor dan nantinya akan ada special perform dari Bassgilano.

<b>Festival Budaya Bantik Dan Peringatan Gugurnya Pahlawan Nasional R. Wolter Mongisidi</b>

<b>Festival Budaya Bantik Dan Peringatan Gugurnya Pahlawan Nasional R. Wolter Mongisidi</b>

<b>Festival Budaya Bantik Dan Peringatan Gugurnya Pahlawan Nasional R. Wolter Mongisidi</b>