Share

Belajar Bahasa Totoli atau Tontoli (Tolitoli)

Bahasa Totoli atau Tontoli merupakan salah satu bahasa yang sudah diambang kepunahan. Bahasa Totoli atau Tontoli ini merupakan sebuah bahasa daerah yang berasal dari di Sulawesi Tengah. Beberapa peneliti mengemukakan bahwa bahasa Totoli ini sudah sangat jarang digunakan oleh generasi tua dan hal ini sangat berdampak pada generasi berikutnya. Sepertinya beberapa orang tua sudah tidak lagi mengenal bahasa ini. Menurut Claudia Leto dari Bochum University di Jerman, bahasa Totoli ini merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang terancam punah. Dalam penelitiannya, ia juga mengatakan bahwa bahasa ini terdapat kemiripan dengan rumpun bahasa yang ada di Filipina dan sekitarnya. Memang apabila dikaji dari sisi linguistik, bahasa Totoli ini merupakan salah satu bahasa dari rumpun Austronesia, sama halnya dengan bahasa-bahasa di Filipina dan sekitarnya.

Totoli atau Tontoli sendiri mungkin lebih dikenal dengan sebutan Tolitoli. Tolitoli ini merupakan suatu komunitas atau masyarakat yang bermukim di sekitar Teluk Tomini dan Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Masyarakat Tolitoli ini dulunya merupakan masyarakat yang menganut sistem kerajaan. Menurut cerita rakyat yang ada pada masyarakat Tolitoli, etnis ini dulunya bernama dengan Totolu. Totolu sendiri dalam bahasanya berarti 3. Menurut kepercayaan setempat, etnis ini merupakan keturunan dari 3 manusia khayangan yang turun ke bumi dan menjadi manusia melalui media Olrisan Bulraan atau bambu emas, Bumbung Lanjat atau puncak pohon langsat, dan Ue Saka atau sejenis rotan.

Dalam perkembangannya, etnis Totolu ini berubah nama menjadi Tau Tolu atau orang tiga dan kemudian seiring berjalannya masa berubah sebutan menjadi Totoli (Yang ketika dipengaruhi dialek lain menjadi Tontoli). Kata Tontoli sendiri tertulis dalam perjanjian antara Raja Bantilan Syaifuddin dan Dirk Francois dari pihak Belanda pada tanggal 5 Juli 1858 yang dikenal dengan Lange Contract atau Kontrak Panjang. Namun penyebutan Tontoli kedepannya kembali berubah menjadi Tolitoli. Hal ini mungkin karena penyebutan dialek yang kurang fasih dari pihak masyarakat luar terhadap bahasa Tontoli. Terlihat dalam hubungan antara Kerajaan Tontoli dengan pemerintah Hindia Belanda yang dibuat dalam Korte Verklaring tahun 1918 dimana di dalam dokumen itu Tontoli disebut sebut dengan Tolitoli. Penyebutan Tolitoli ini eksis hingga sekarang ini.

Dalam beberapa penelitian, bahasa Totoli atau Tontoli ini berkerabat dengan bahasa-bahasa yang ada di daerah Filipina, Sabah, Serawak, dan Sulawesi Utara. Bahasa Totoli ini dituturkan di sepanjang pantai dari daerah Dadakitan sampai ke Lakuan atau dengan kata lain dari Kecamatan Baolan hingga ke Kecamatan Tolitoli Utara. Dalam ilmu bahasa, beberapa bahasa biasanya dikelompokkan membentuk suatu rumpun dan sub-nya. Bahasa Totoli ini dimasukkan ke dalam sub-bahasa Tomini-Tolitoli berdasarkan daerah penuturnya dan persamaan bahasanya. Bahasa Tomini-Tolitoli sendiri terdiri dari bahasa Balaesang, Dampelas, Dampal, Pendau, Taje, Tajio, Ampibabo-Lauje, Lauje, Tialo, Dondo, Totoli, dan Boano.
Dalam sub-bahasa Tomini-Tolitoli, bahasa Totoli ini agak berlainan dengan bahasa Tomini-Tolitoli lainnya, kecuali bahasa Boano. Bahasa Totoli dan bahasa Boano sangat berdekatan atau memiliki banyak persamaan. Berikut kosa kata dalam bahasa Totoli/Tontoli:

Tangan = Lima
Kiri = koig
Kanan = koloanan
Kaki = kuku
Berjalan = lako
Jalan = dalan
Datang = uma
Berputar = sempa
Berenang = lolon
Kotor = lebu
Abu = labun buta
Kulit = boko
Punggung = tolutug
Perut = tian
Tulang = buku
Usus = kompong
Hati = ate
Payudara = susu
Bahu = abaa
Tahu/Mengetahui = koto
Berpikir = piki
Takut = linggo
Darah = laa
Kepala = baki
Leher = tikoo
Rambut = buok
Hidung = ngilung
Bernafas = kinaa
Mencium = odo
Mulut = baba
Gigi = ngisi
Lidah = dile
Tertawa = keket
Menangis = sangit
Memuntahkan = molua
Meludah = dulaa
Makan = kaan
Mengunyah = intaam
Memasak = lutu
Minum = inum
Gigit = kiki
Isap = sosop
Telinga = tulik
Dengar = tiing
Mata = mata
Lihat = ita
Menguap (Mengantuk) = ngeab
Tidur = tulu
Berbaring = duling
Bermimpi = upi
Duduk = sugo
Berdiri = todok
Manusia = tau
Pria/Laki-laki = moane
Wanita/Perempuan = bibine
Anak = anak
Suami = bule
Istri = bule
Ibu = inang
Ibu = ina
Ayah/Bapak = amang
Ayah/Bapak = uma
Rumah = balre
Atap = atop
Nama = ngalan
Bicara = tinga
Tali = sosoo
Ikat = soo
Jahit = daam
Jarum = dadaam
Jarum = dadaom
Berburu = ubas
Tembak = temba
Tusuk = tobok
Pukul = babag
Curi = tako
Bunuh = pate
Mati = ate
Hidup = sumbo
Garuk = kukug
Cakar = kalut
Potong = kolog
Kayu = kayu
Bagi/Membagi = botak
Tajam = tado
Tumpul = kudu
Kerja = gau
Tanam = tanom
Pilih = pili
Tumbuh = sumbo
Membengkak = mangga
Meremas = poog
Tahan = goot
Gali = keke
Beli = boli
Buka = kekes
Tumbuk = tutu
Lempat = baatuʔ
Jatuh = dabu
Anjing = deuk
Burung = màmanuk
Telur = intolu
Bulu = bubu
Sayap = kulapi
Terbang = lean
Tikus = banggedung
Daging = suang
Lemak = lompo
Minyak = minak
Ekor = kui
Ular = saa
Cacing = golonggoang
Kutu = kutu
Nyamuk = sisiok
Laba-laba = kanggalua
Ikan = bau
Busuk = bobog
Cabang = palangat
Daun = laeng
Akar = akat
Bunga = banggang
Buah = bungo
Rumput = uatan
Tanah = buta
Batu = batu
Pasir = bungayon
Air = ogo
Mengalir = andu
Laut = sasik
Garam = asin
Danau = bolano
Hutan = alas
Langit = golung
Bulan = bulraan
Bintang = bituon
Awan = kundom
Kabut = langaso
Hujan = udan
Guntur = gontu
Kilra = kilat
Angin = angin
Tiup = upii
Panas = init
Dingin = ondu
Kering = tuu
Basah = baso
Berat = baat
Api = api
Bakar = tutung moN-
Asap = labun motingga-
Abu = ateabu
Hitam = itom
Putih = puti
Merah = elam
Kuning = lili
Hijau = luno
Kecil = dedek
Besar = dako
Pendek = podong
Panjang = langgat
Tipis = nipis
Tebal = kabe
Sempit = sipot
Lebar = lea
Sakit = saki
Malu = ambang
Tua = iso
Tua = gulang
Baru = bobou
Baik = pido
Jahat = dais
Benar, Setuju = tutuu
Malam = bongi
Siang = ondo
Tahun = taon
Kapan = pilan
Kapan = kopilan
Sembunyi = sambuni
Naik (Pohon) = penek
Naik (Gunung) = tako
Di = dei
Dalam = lalom
Atas = babo
Bawah = panau
Ini = ia
Ini = yaya
Itu = ana
Itu = itu
Dekat = susu
Jauh = baang
Dimana = deingina
Dimana = ingina
Dimana = inako
Aku/Saya = aku
Aku/Saya = yaku
Kau/Kamu = kau
Dia = isia
Kita = kita
Kami = kami
Kamu = kamú
Mereka = sisia
Apa = sopa
Siapa = isei
Lainnya = gii
Semua = sasaakan
Dan = ai
Dan = lengan
Jika/Kalau = ana
Bagaimana = deinako
Tidak = ingga
Tidak = géiga
Hitung = bilang
Satu = inja sabatu
Dua = dóua
Tiga = totolu
Tiga = ttolu
Empat = opat
Lima = lima
Enam = onom
Tujuh = pitu
Delapan = alu
Sembilan = sio
Sepuluh = sompulu
Dua Puluh = doa no pulu
Lima Puluh = lima no pulu
Seratus = magasut
Seribu = soribu

Bahasa Tolitoli ini sudah berada di ambang kepunahan. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa bahasa ini sudah sangat jarang digunakan, bahkan di kalangan orang tua pun tidak. Tidak mengherankan apabila Tolitoli menjadi tertinggal pemakaiannya dibandingkan bahasa Indonesia dan bahasa melayu dengan dialek setempat. Menurut tetua-tetua adat setempat, kebanyakan masyarakat Tolitoli yang menikah dengan suku lain lebih cenderung menggunakan bahasa pasangannya dibandingkan dengan bahasa Tolitoli sendiri. Bahasa ini butuh perhatian yang serius dari pemerintah maupun masyarakat adat terkait karena bahasa-bahasa daerah yang terancam punah di Indonesia merupakan bagian dari kekayaaan budaya bangsa yang perlahan semakin menghilang.