Share

Belajar Bahasa Tonsea

Bahasa Tonsea adalah salah satu bahasa yang berasal dari provinsi Sulawesi Utara dan dituturkan oleh etnis Tonsea. Etnis Tonsea sendiri adalah salah satu dari 9 etnis Minahasa selain Tontemboan, Toulour, Tombulu, Tonsawang, Pasan, Ratahan, dan Bantik. Bahasa Tonsea tergolong ke dalam rumpun bahasa Austronesia-Proto Melayu-Minahasa. Bahasa ini masih dipakai oleh sebagian masyarakat Tonsea, terutama yang tinggal di daerah-daerah tempat ‘Pakasaan’ atau wilayah etnis Tonsea ini bermukim.

Etnis Tonsea ini dalam sejarahnya berasal dari etnis yang tinggal di sekitar tempat yang bernama Niaraan atau Niyatanan pasca terjadinya musyawarah di Watu Pinawetengan. Etnis ini disebut dengan ‘Tountewoh’. Dalam sejarahnya, kelompok ini kemudian berpindah ke suatu tempat yang bernama Kinembuan (Saat ini dikenal dengan Kembuan). Di tempat yang bernama Kinembuan ini terdapat banyak pohon Sea yang biasanya digunakan sebagai ramuan atau obat tradisional. Oleh karenanya, suku ini mendapat sebutan ‘Tou un Sea’ di tempat ini, dimana kata ‘Tou’ berarti orang atau suku. Secara utuh, terjemahan ‘Tou un Sea’ diartikan sebagai suku Sea (Nama Pohon). Tidak ada yang tahu pasti apakah nama tersebut didapatkan dari komunitas ini sendiri atau penyebutan itu diberikan oleh suku lain.

Seiring perkembangan masa, penyebutan Tou un sea berubah bunyi menjadi Tonsea karena perubahan dialek. Istilah Tonsea ini sendiri mulai terkenal sejak terjadinya perjanjian Verbond antara Belanda dan Minahasa pada 10 Januari 1679. Dalam perkembangannya, etnis Tonsea mendiami daerah-daerah di sebelah utara Minahasa seperti kaki gunung Klabat, daerah pantai Likupang dan sekitarnya, serta daerah Bitung.

Bahasa Tonsea terdapat banyak kemiripan dengan bahasa-bahasa pada etnis Toulour, Tontemboan, dan Tombulu. Beberapa budayawan Minahasa mengklaim bahwa suku ini termasuk dalam 4 suku asli di Minahasa kuno atau Malesung. Apabila hal ini dapat dijadikan patokan, maka tidak heran bahwasannya bahasa ke 4 suku ini sangat mirip. Namun apabila dilihat dari sudut pandang yang lebih luas, suku-suku di Sulawesi Utara sudah pasti terdapat kosa kata yang mirip dikarenakan suku-suku ini berasal dari rumpun yang sama yakni Austronesia-Proto Melayu sehingga komunitas ini menuturkan bahasa turunan Austronesia. Berikut beberapa contoh kosa-kata yang mirip dan persis (Berubah bunyi karena dialek):

Pemimpin agama/Pendeta: Wadian (Tsa), Walian (Ttb, Tlr, Tbl)
Anjing: Asu (Tsa, Ttb, Tlr, Tbl)
Merah: Rundang (Tsa), Raindang (Ttb), Randang (Tlr), Randan (Tbl)
Makan: Kuman (Tsa, Ttb, Tlr, Tbl)

Keterangan: Tbl = Tombulu, Tlr = Toulour, Tsa = Tonsea, Ttb = Tontemboan

Dalam kaidahnya, bahasa Tonsea memiliki keterangan waktu yang untuk menandakan waktu lampau, sekarang, dan masa di depan. Persamaan bunyi dan sedikit berubah bunyi karena dialek dengan bahasa-bahasa etnis Minahasa lainnya banyak terdapat pada bahasa Tonsea, namun bukan berarti kata yang benar-benar berbeda tidak ada. Berikut contoh kosa kata dalam bahasa Tonsea:

Dengen = Tangan
kawii = Kiri
kiday = Kiri (Tangan)
kenawan = Kanan
kuku = Kaki
kumelang = Berjalan
lalan = Jalan
ma’ai = Datang
rumeko’ = Berputar
ma’oyouw = Berenang
rerek = Kotor
awu = Abu
dunus = Kulit
ru’ur = Punggung
po’ot = Perut
tian = Perut
dui = Tulang
tina’i = Usus
ate = Hati
toto’ = Payudara
wed-wed = Dada
paduka = Bahu
mata’u = Tahu
ghumenang = Pikir/Berpikir
maghenang = Pikiran/Pendapat
ma’inde = Takut
daa’ = Darah
seding = Darah
udu = Kepala
dee’ = Leher
wu’uk = Rambut
ngirung = Hidung
ma’aseng = Bernafas
mawou = Mencium
rumindek = Menghirup
suma = Mulut
semut = Mulut
wa’ang = Gigi
dida’ = Lidah
kume’ke = Tertawa
mame’ = Menangis
ma’ame’ = Telah Menangis
dumua’ = Memuntahkan
dumuda’ = Meludah
kuman = Makan
numayo’ =
manayo’ =
dumutu’ = Memasak
melep = Minum
kumiki = Mengigit
sumepsep = Menghisap
dunteng = Telinga
tumerang = Mendengar
tumadinga = Mendengar
weren = Mata
melek = Melihat
ma’elek = Melihat
matetekel = Mengantuk
tumekel = Tidur
kumolo’ = Berbaring
maupipi = Bermimpi
mumpe’ = Duduk
mempo’ = Duduk
rumondor = Berdiri
tou = Manusia/Orang, Suku
tuama = Laki-Laki
wewene = Perempuan
rinte’ = Anak
ka’awu = Suami
ka’awu = Istri
karia = Istri
ina’ = Ibu
ama’ = Ayah
wale = Rumah
atep = Atap
ngaran = Nama
dumakut = Mengatakan
tumudu = Mengatakan
tumarnem = Mengatakan
tadi = Tali
waduden = Mengikat
wa’kesen = Mengikat
mawilit = Menjahit
jarong = Jarum
wewilit = Jarum
mapalele’ = Berburu
sumeput = Menembak
rumuki = Menusuk
rumundek = Menusuk
sumuit = Menusuk
mapentek = Memukul
mawewe = Memukul
mangudu = Mencuri
mapate = Membunuh
mate tou = Bunuh Orang
mate = Mati
tumou = Hidup
matou = Hidup
kumorkor = Mencakar
kumetor = Mencakar
teken = Kayu
maweteng = Membagi (Bagian)
mapekang = Membagi/Memotong (Dengan alat)
tadem = Tajam
tewel = Tajam
tumpul = Tumpul
ma’yang = Bekerja
tumanem = Menanam
metin = Memilih
sumuwuk = Tumbuh (Tanaman)
tumou = Tumbuh
rumo’mbes = Meremas
mapuus = Meremas
mingka’ = Menahan
kumiar = Menggali
tumeles = Membeli
mawuka = Membuka
wuka’an = Buka
wewengku = Menindih
dumombo’ = Lempar
mawaleng = Lempar (Batu)
maraghos = Jatuh
asu = Anjing
ko’ko’ = Burung, Unggas
etedu = Telur
wutwut = Bulu
tetelew = Sayap
tumelew = Terbang (Unggas)
sumendow = Terbang
bobot = Tikus
dadeina = Daging
tawa’ = Lemak
werewes = Lemak
ipus = Ekor
ude’ = Ular
sawa = Ular
loloati = Cacing
pelotung = Kutu
kokoanseng = Kutu
kutu = Kutu
ro’ongit = Nyamuk
karibobotan = Laba-laba
pe’en = Ikan
wu’ut = Busuk
panga = Cabang
dadi’na = Daun
amut = Akar
seput = Bunga
seputna = BUnga
wua’ = Buah
wua’na = Buah
dukut = Rumput
tana’ = Tanah
reghe-reghesan = Bumi
watu = Batu
eris = Pasir
doud = Air
dano = Air
ma’aduy = Mengalir
tasik = Laut
asin = Garam
dano = Danau
tambu’ = Danau
tadun = Hutan
dangit = Langit
lelo’on = Bulan
toti’ = Bintang
engur = Awan
lalemdem = Kabut
udan = Hujan
tangker = Guntur
kila’pong = Kilat
reghes = Angin
sumengo = Meniup
pasu’ = Hangat
date’ = Dingin
pera = Kering
dembes = Basah
pi’pi’ = Basah
wuted = Berat
layas = Api
api = Api
rumengis = Membakar
tumunu = Membakar
rumangket = Membakar
terbur = Asap
awu = Abu
didem = Hitam
puti’ = Putih
rundang = Merah
ririi = Kuning
mata’ = Hijau
koki’ = Kecil
rintek = Kecil
sela = Besar
wangko = Besar
poghar = Pendek (Lawan tinggi)
poto’ = Pendek (Lawan panjang)
dambo’ = Panjang
dabo = Panjang
tawis = Tipis
dempad = ebal
peset = Sempit
doang = Luas
lesa = Luas
kumenit = Sakit
ma’idang = Malu
tu’a = Tua
weru = Baru
le’os = Baik
lewo’ = Jahat
betul = Benar
wengi = Malam
endo = Siang
taon = Tahun
sawisa = Kapan (Waktu di depan)
ngkawisa = Kapan (Waktu di belakang)
kumo’ot = Sembunyi
sumake = Naik (Tangga)
dumawa = Naik(Tangga)
sumosod = Naik (Gunung)
mena = Di
aki = Di
roro = Dalam
aki roro = Di Dalam
witu roro = Di Dalam
wawo = Atas
lalem = Bawah
nyi’ai = Ini
ni’itu = Itu
rende = Dekat
rempe’ = Dekat
dou’ = Jauh
wisa = Dimana
nyaku = Aku
ni aku = Aku
niko = Kamu/Engkau
ni ko = Kamu/Engkau
nsia = Dia
ni sia = Dia
ngkami = Kami/kita
ni kami = Kami/kita
niko = Kamu/Engkau
ngko = Kamu/Engkau
nsera = Mereka
ni sera = Mereka
nepa = Apa
epa = Apa
sipa = Siapa
wadina = Lainnya
waya = Semua
piri’ = Semua
peleng = Semua
karia =
wo = Dan
sa = Kalau/Jika
kura = Bagaimana
tea’kan = Tidak
dai’ = Tidak
rumeken = Hitung
mareken = Hitung
esa = Satu
dua = Dua
tedu = Tiga
epat = Empat
dima = Lima
enem = Enam
pitu = Tujuh
wadu = Delapan
siouw = Sembilan
mapudu’ = Sepuluh
dua nepudu’ = Dua Puluh
dima nepudu’ = Lima puluh
matus = Seratus
seiwu = Seribu
Maca = Baca

Berikut contoh kalimat dalam bahasa Tonsea:
• Nyaku mange aki Wenang = Saya pergi ke Manado
• Sipa ngaran mu? = Siapa namamu?
• Aimo mekadutu mo nyaku = Saya sudah selesai memasak
• Makiwe ampung witu an lewo’ sesiwonta = Meminta ampun atas segala kesalahan
• Domey wo ungkamang ni Empung udit lumekep wia ni kita piri = Damai sejahtera dan kasih karunia dari Tuhan menyertai kita semua

Bahasa Tonsea hingga saat ini masih eksis, namun penggunaannya di kalangan generasi muda sudah sangat jarang. Kebanyakan generasi muda sekarang ini lebih fasih menggunakan bahasa melayu Manado. Dengan demikian, eksistensi penuturan bahasa Tonsea untuk generasi masa kini mulai tergeser dengan penggunaan bahasa Melayu Manado sehingga bahasa Tonsea ini sudah tergolong ke dalam bahasa yang terancam punah. Untuk mempertahankan eksistensi bahasa Tonsea, dibutuhkan perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat adat setempat.